Home
Archive for
2017
Lost and Found
Costumer Information
Visi Misi
Visi
Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internasional.
Misi
- · Meningkatkan kualitas hidup pengguna jasa layanan Sistem Transjakarta dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya;
- · Menyediakan layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan terjangkau di DKI Jakarta;
- · Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari sisi biaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang;
- · Mengefisiensikan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan;
- · ngurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di DKI Jakarta; Memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan;
- · Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan;
- · Meningkatkan penggunaan Sistem Transjakarta Busway seluas-luasnya bagi masyarakat;
- · Menjadikan BLUD Transjakarta Busway sebagai pengelola Sistem Transjakarta Busway yang profesional, kompeten, dan mandiri dari segi ekonomi;
- · Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait dengan Sistem Transjakarta Busway; dan
- · Mendorong perubahan budaya transportasi di masyarakat yang menghargai kualitas hidup, efisiensi waktu dan kesetaraan.
Sejarah Transjakarta
Ide pembangunan
proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini
ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso.
Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development
Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan
proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan
transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung
keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US
AID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation
Studies (UI-CTS).
Transjakarta memulai
operasinya pada 15 Januari 2004,
ditandai dengan peresmian Koridor
1,
dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau
bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket
ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah
daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal
ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama
pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan
tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga
Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk
menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
Beberapa pengembangan
pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan supir bus yang
terbuka bagi perempuan, perbaikan
sarana-prasarana bus dan stasiun BRT, pemberlakuan zona khusus perempuan,
penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal
manual maupun otomatis, uji coba sistem contra-flow(jalur
Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan), serta
pelayanan bagi pengguna penyandang
cacat.
Setelah Koridor 1 sukses
dioperasikan, koridor-koridor selanjutnya mulai dibangun dan diresmikan secara
bertahap:
- · Koridor 2 dan 3 diresmikan pada tangggal 15 Januari 2006.
- · Koridor 4, 5, 6, dan 7 diresmikan pada tanggal 27 Januari 2007.
- · Koridor 8 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009.
- · Koridor 9 dan 10 diresmikan pada tanggal 31 Desember 2010.
- · Koridor 11 diresmikan pada tanggal 28 Desember 2011.
- · Koridor 12 diresmikan pada tanggal 14 Februari 2013.
- · Koridor 13 akan diresmikan pada tanggal 22 Juni 2017.
Transportasi penunjang
Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway) juga
dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan
Tanah Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap
rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian.[7] Saat
ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi
di dalam kota maupun di daerah perbatasan.
Pada tanggal 21
April 2016,
bertepatan dengan Hari Kartini, PT. Transportasi Jakarta meluncurkan bus khusus
perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang diluncurkan. Bus tersebut berwarna
putih-merah muda dan hanya beroperasi di Koridor 1 saja. Sesuai dengan namanya
bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh pengguna perempuan saja dan bus tersebut
dikemudikan oleh pramudi perempuan.
Peta Rute
Peta Per Rute
![]() |
Peta Rute Transjakarta |
01 : Blok M - Kota
1A : PIK - Balai Kota
2B : Harapan Indah - ASMI
2C : Monas - PRJ JIEXPO
4A : TU Gas - Grogol 2
5D : PGC 1 - Ancol
8A : Grogol 2 - Juanda
09 : Pinang Ranti - Pluit
9A : PGC 2 - Pluit
9B : Pinang Ranti - Kota
9H : TMII - Grogol 2
11A : Pulogadung - Pulogebang
12A : Dermaga Kaliadem - Kota
B21 : Bekasi Timur - Grogol 2
BW1234 : Bus Wisata
D11 : Depok - BNN
S21 : Ciputat - Tosari
S11 : Serpong - Grogol 2
Sepuluh Unit Bus Vintage Beroperasi
Setelah menghadirkan dua unit bus vintage pada 2016 lalu, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menambah sepuluh unit bus vintage pada Kamis (27/4). Kehadiran bus model klasik ini mengakomodir kebutuhan maupun permintaan para pelanggan.
“Sepuluh unit bus vintage baru ini akan beroperasi di rute Blok M-Kota (Koridor I),” ujar Direktur Utama Budi Kaliwono di Jakarta, Kamis (27/4).
Dengan penambahan 10 unit bus vintage maka Transjakarta saat ini mengoperasikan telah 12 bus vintage.
Ia mengatakan bus vintage Transjakarta memiliki keunggulan air suspension yang menambah kenyamanan para pelanggan.
Bus ini juga dilengkapi dengan klakson Telolet. Bus vintage baru ini juga dilengkapi automatic transmission.
Bus vintage baru ini memiliki kapasitas 65 hingga 70 orang. Jarak antar kursi diperhatikan untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan Transjakarta.
Menurutnya, operasional bus vintage akan membangkitkan kenangan (memory) masyarakat menggunakan transportasi publik.
Selain mengingatkan publik mengenai sejarah transportasi umum di DKI Jakarta. “Bisa bernostalgia maupun menjadi sarana edukasi bagi masyarakat,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengapresiasi bus vintage Transjakarta saat melakukan uji coba beberapa waktu lalu.
Budi menambahkan Transjakarta berencana menambah empat unit bus vintage. “Tunggu yang berikutnya, akan ada kejutan empat unit bus vintage lain dalam waktu dekat,” katanya.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)