Ide pembangunan
proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini
ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso.
Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development
Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan
proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan
transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung
keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US
AID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation
Studies (UI-CTS).
Transjakarta memulai
operasinya pada 15 Januari 2004,
ditandai dengan peresmian Koridor
1,
dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau
bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket
ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah
daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal
ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama
pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan
tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga
Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk
menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
Beberapa pengembangan
pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan supir bus yang
terbuka bagi perempuan, perbaikan
sarana-prasarana bus dan stasiun BRT, pemberlakuan zona khusus perempuan,
penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal
manual maupun otomatis, uji coba sistem contra-flow(jalur
Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan), serta
pelayanan bagi pengguna penyandang
cacat.
Setelah Koridor 1 sukses
dioperasikan, koridor-koridor selanjutnya mulai dibangun dan diresmikan secara
bertahap:
- · Koridor 2 dan 3 diresmikan pada tangggal 15 Januari 2006.
- · Koridor 4, 5, 6, dan 7 diresmikan pada tanggal 27 Januari 2007.
- · Koridor 8 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009.
- · Koridor 9 dan 10 diresmikan pada tanggal 31 Desember 2010.
- · Koridor 11 diresmikan pada tanggal 28 Desember 2011.
- · Koridor 12 diresmikan pada tanggal 14 Februari 2013.
- · Koridor 13 akan diresmikan pada tanggal 22 Juni 2017.
Transportasi penunjang
Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway) juga
dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan
Tanah Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap
rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian.[7] Saat
ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi
di dalam kota maupun di daerah perbatasan.
Pada tanggal 21
April 2016,
bertepatan dengan Hari Kartini, PT. Transportasi Jakarta meluncurkan bus khusus
perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang diluncurkan. Bus tersebut berwarna
putih-merah muda dan hanya beroperasi di Koridor 1 saja. Sesuai dengan namanya
bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh pengguna perempuan saja dan bus tersebut
dikemudikan oleh pramudi perempuan.
0 komentar:
Post a Comment